Sebentar lagi seluruh umat Muslim akan merayakan ibadah hari raya Idul Adha. Sama seperti Idul Fitri, pada malam Idul Adha, umat Muslim juga akan mengumandangkan takbir hingga waktu pelaksanaan sholat sunnah tiba. Lantas, bagaimana bacaan takbiran Idul Adha dan apa makna takbir tersebut bagi umat Muslim?
Pada hari raya Idul Adha umat Islam disunnahkan membaca takbir, baik takbir musalsal maupun takbir muqayyad. Takbir musalsal pada Idul Adha ialah takbir yang dibaca sejak subuh hari Arafah sampai hari tasyrik. Sedangkan takbir muqayyad dibaca setelah selesai salat baik wajib maupun sunah.
Berikut bacaan takbir Idul Adha
(dan juga takbir Idul Fitri) lengkap:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.
Artinya: “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.”
Selain tiga takbir ini, kita menambahkannya dengan zikir sebagai berikut sebagaimana zikir-takbir Rasulullah SAW di bukit Shafa yang diriwayatkan Imam Muslim:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila, la illaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu mukhlishina lahud dina wa law karihal kafirun, la ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wallahu akbar.
Artinya: “Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.”
Adapun lafal takbir yang sering dibaca masyarakat sebagai berikut tidak masalah.
Lafal takbir itu cukup baik untuk dibaca.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akabra, Allahu akbar wa lillahil hamdu.
Artinya: “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”
Di dalam kitab Majmu Sahrul, juz V, halaman 42, Imam An-Nawawi menjelaskan sifat takbir pada malam dan hari raya. Imam An-Nawawi menyebut tiga takbir berturut-turut yang dikutip dari Imam As-Syafi‘i dan ulama syafiiyah:
صفة التكبير المستحبة الله اكبر الله اكبر الله اكبر هذا هو المشهور من نصوص الشافعي في الام والمختصر وغيرهما وبه قطع الاصحاب
Artinya: “Sifat takbir yang dianjurkan, 'Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.' Ini (takbir 3 kali) yang masyhur dari nash Imam As-Syafi’i dalam Kitab Al-Umm, Al-Mukhtashar, dan selain keduanya. Sifat ini yang dipegang ulama ashab."
Itulah bacaan-bacaan takbiran yang dibaca pada hari Raya, baik Idul Adha maupun Idul Fitri.
Para ulama telah sepakat bahwasanya bertakbir atau takbiran pada hari raya itu termasuk sesuatu yang disyariatkan dalam Islam. Bahkan para ulama sangat menganjurkan untuk memperbanyak ibadah dan bertakbir pada hari raya karena hal ini termasuk salahsatu kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.
Dalil yang menganjurkan untuk bertakbir pada hari raya juga lumayan banyak jumlahnya. Baik dalil dari Al-quran maupun dalil dari Hadits nabi Muhammad SAW. Adapun dalil dari Al-quran diantaranya adalah surat Al-baqoroh ayat 185 dan 203 dan surat Al-hajj ayat 28 :
وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).
Selain itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga menganjurkan bertakbir sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits yang berbunyi:
زينوا أعيادكم بالتكبير
Artinya : "Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir."
Bacaan Takbiran Idul Adha
Takbiran boleh dilakukan secara berjamaah atau sendirian dan dengan suara keras ataupun suara lirih. Pada umumnya memang takbiran dilakukan secara berjamaah dan dengan suara yang keras. Hal ini boleh boleh saja dilakukan sebagai bentuk syiar agama islam.
Imam Ibnu Qudamah di dalam kitab Al-mughni menyebutkan bahwa takbiran boleh dilakukan secara berjamaah dengan suara yang keras sebagai bentuk syiar dan untuk mengingatkan orang lain. Hal ini sebagaimana yang pernah dilakukan oleh sahabat Ibnu Umar. Bahwa beliau pernah bertakbir pada hari raya sehingga orang-orang pun ikut bertakbir juga bersama beliau di masjid dan di pasar.
Disebutkan juga di dalam kitab shohih Bukhori bahwa khalifah Umar Bin Al-khattab pernah bertakbir di mina. Kemudian para sahabat lainnya yang berada di mina dan di pasar mendengar takbir beliau dan ikut bertakbir bersama dengan beliau.
para ulama membedakan antara takbir hari raya idhul fitri dan takbir hari raya idhul adha. Jumhur ulama ( mayoritas ulama ) mengatakan bahwa takbir pada hari raya idhul fitri dikumandangkan sejak malam hari raya dan berakhir pada waktu imam naik mimbar untuk menyampaikan khutbah ied. Jadi setelah khutbah ied disampaikan maka takbir pada hari raya idhul fitri sudah tidak dianjurkan lagi untuk dikumandangkan.
Adapun takbir pada hari raya idhul adha para ulama berselisih pendapat tentang waktunya.
Imam Nawawi di dalam kitab Roudhotu At-Tholibiin wa Umdatu Al-Muftiin mengatakan bahwa takbir pada hari raya idhul adha itu dibagi menjadi dua. Takbir muqoyyad dan takbir mursal. Takbir muqoyyad adalah takbir yang dikumandangkan setelah menunaikan sholat fardhu. Adapun takbir mursal adalah takbir yang dikumandangkan kapanpun dan dimanapun.
Takbir pada hari raya idhul adha dimulai sejak maghrib malam hari raya dan berakhir hingga waktu Ashar pada akhir hari Tasyriq yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.
Sedangkan mazhab Hanbali, Imam Ibnu Qudamah di dalam kitab Al-Mughni mengatakan bahwa takbir pada hari raya idhul adha dikumandangkan sejak fajar hari Arafah dan berakhir hingga waktu Ashar pada akhir hari Tasyriq yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.
Mazhab Hanafi, Imam Abu Hanifah menyebutkan bahwa takbir pada hari raya idhul adha dikumandangkan sejak fajar hari Arafah dan berakhir hingga waktu Ashar hari raya idhul adha.
Mazhab Maliki, Imam Ibnu Abdil Barr di dalam kitab Al-Kafi Fi Fiqhi Ahli Al-Madinah mengatakan bahwa mengumandangkan takbir pada hari raya idhul adha dimulai sejak waktu Dzuhur tanggal 10 dzulhijjah dan berakhir hingga waktu shubuh pada akhir hari Tasyriq yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.
Keutamaan Takbir.
Dalam kitab Fathul Qarib disebutkan bahwa disunahkan untuk menggemakan takbir pada malam hari raya. Sunnah ini ditujukan untuk semua umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, sedang berada di rumah atau pun sedang berada di Masjid.
Anjuran memperbanyak takbir ini sepadan dengan imbalan yang dijanjikan karena sabda Rasulullah:
اكثروا من التكبير ليلة العيدين فإنها تهدم الذنوب هدما
Artinya : "Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa."
Demikian bacaan takbiran yang dianjurkan untuk dikumandangkan tiap Muslim baik di rumah, musala maupun masjid untuk mengagungkan nama Allah SWT di Hari Raya umat muslim
Wallahu A'lam.
Post a Comment