AR-Rahman Surat Ar-Rahman. Dalam Al-Qur'an,





Sebagian muslim mungkin belum mengetahui keutamaan dan manfaat membaca Surat Ar-Rahman. Dalam Al-Qur'an, Ar Rahman merupakan surat ke-55 terdiri dari 78 ayat. 

Salah satu ciri khas surat ini adalah kalimat 'Fa biayyi alaa irobbikuma tukadzziban' yang diulang sebanyak 31 kali. 
Ayat tersebut bermakna "Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?". Sama halnya dengan surat lainnya di Al-Qur'an, Surat Ar-Rahman juga memiliki keutamaan dan manfaatnya sendiri. 

Berikut tiga keutamaan Surat Ar-Rahman. 

1. Meningkatkan Rasa Syukur kepada Allah Sederhana tetapi sulit dilakukan, itulah rasa syukur. 

Sebagai makhluk ciptaan Allah, terkadang manusia lalai akan posisinya dan kerap menyalahkan Allah atas apa yang terjadi kepadanya. 

padahal sudah cukup jelas dalam Surat Ar-Rahman dikatakan "Nikmat Mana Lagi yang Kamu Dustakan?". 

Sebagai seorang muslim yang beriman, harusnya kita malu apabila terlalu sering mengeluh kepada Allah. Manusia selalu beranggapan bahwa hidupnya selalu diliputi kesedihan dan kejelekan. 

Faktanya, dia tidak menyadari bahwa setiap detik kita bisa menghirup oksigen secara gratis, kita diberikan kesehatan untuk mencari rezeki, dan masih banyak lagi. 

2. Mendapat Kemuliaan Mati Syahid Seorang muslim yang memiliki kebiasaan membaca Surat Ar-Rahman, apabila meninggal, dia sama dengan mati syahid.

Dalam Hadits yang diriwayatkan Imam Ja'far, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Barangsiapa membaca Ar-Rahman dan ketika membaca 'Fabiayyi alaa iRobbikuma tukadziban’ dan dia berucap "tidak ada satupun nikmatMu yang aku dustakan", maka jika dalam membacanya di malam hari kemudian dia meninggal, maka dia adalah mati syahid, jika membacanya di siang hari, kemudian ia mati, maka matinya seperti mati syahid.

3. Pengingat Bahwa Ada Makhluk Ciptaan Allah Selain Manusia Dalam Surat Ar Rahman disebut pula bangsa jin selain manusia. 

Dalam salah satu hadits disebutkan. Jabir berkata: "Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam menemui para sahabatnya, lalu beliau membacakan mereka Surat Ar-Rahman dari awal hingga akhir, dan mereka semua terdiam. 

Beliau berkata: 'Aku telah membacakannya kepada jin pada malam berkumpulnya mereka, dan mereka meresponnya dengan jawaban lebih baik dari kalian semua. Saat aku sampai pada ayat 'Fabiayyi alaa irobbikuma tukadziban', mereka berkata kami tidak mendustakan apapun dari kenikmatan yang Engkau berikan, bagiMu segala puji." (HR at-Tirmidzi) 
 
Dalam tafsir Ats-Tsaqolayn, Rasulullah 
صلى الله عليه وسلم bersabda: "Barangsiapa membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikmat yang dikaruniakan kepadanya." 

Surat ar-Rahman Surat ke-55 ar-Rahman, artinya Yang Maha Pemurah, lengkap ayat 1-78. Berisikan pemberitahuan tentang nikmat-nikmat Allah yang mengagumkan dan dampak rahmat-Nya yang nyata di dunia dan Akhirat sebagai bentuk motivasi untuk beriman dan peringatan dari kekafiran. 

Berikut text Arab, latin dan artinya: 


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


ٱلرَّحْمَٰنُ


ar-raḥmān 
Artinya: (Tuhan) Yang Maha Pemurah, 

 عَلَّمَ ٱلْقُرْءَانَ 


‘allamal-qur`ān 
 yang telah mengajarkan al Quran.

خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ 

khalaqal-insān 
dia menciptakan manusia.

عَلَّمَهُ ٱلْبَيَانَ

allamahul-bayān 
Mengajarnya pandai berbicara. 

 ٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ 

asy-syamsu wal-qamaru biḥusbān 
Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. 

وَٱلنَّجْمُ وَٱلشَّجَرُ يَسْجُدَانِ 

wan-najmu wasy-syajaru yasjudān dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.

 وَٱلسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ ٱلْمِيزَانَ 

was-samā`a rafa’ahā wa waḍa’al-mīzān 
 Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).

 أَلَّا تَطْغَوْا۟ فِى ٱلْمِيزَانِ 

allā taṭgau fil-mīzān
Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.

 وَأَقِيمُوا۟ ٱلْوَزْنَ بِٱلْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا۟ ٱلْمِيزَانَ 

wa aqīmul-wazna bil-qisṭi wa lā tukhsirul-mīzān 
 Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.

 وَٱلْأَرْضَ وَضَعَهَا لِلْأَنَامِ

wal-arḍa waḍa’ahā lil-anām 
 dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya).

 فِيهَا فَٰكِهَةٌ وَٱلنَّخْلُ ذَاتُ ٱلْأَكْمَامِ 

fīhā fākihatuw wan-nakhlu żātul-akmām 
 di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.

 وَٱلْحَبُّ ذُو ٱلْعَصْفِ وَٱلرَّيْحَانُ 

wal-ḥabbu żul-‘aṣfi war-raiḥān Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. 

فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 

 خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِن صَلْصَٰلٍ كَٱلْفَخَّارِ 

khalaqal-insāna min ṣalṣāling kal-fakhkhār Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, 

 وَخَلَقَ ٱلْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ

 wa khalaqal-jānna mim mārijim min nār dan Dia menciptakan jin dari nyala api.

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā` irabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 

 رَبُّ ٱلْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ ٱلْمَغْرِبَيْن

rabbul-masyriqaini wa rabbul-magribaīn Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

 fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 

 مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ 

marajal-baḥraini yaltaqiyān Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, 

 بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَان

bainahumā barzakhul lā yabgiyān antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

fa bi`ayyi āla
irabbikumā tukażżibān maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 

  يَخْرُجُ مِنْهُمَا ٱللُّؤْلُؤُ وَٱلْمَرْجَانُ 

yakhruju min-humal-lu`lu`u wal-marjān Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 

 وَلَهُ ٱلْجَوَارِ ٱلْمُنشَـَٔاتُ فِى ٱلْبَحْرِ كَٱلْأَعْلَٰمِ 

wa lahul-jawāril-munsya`ātu fil-baḥri kal-a’lām Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ 

kullu man ‘alaihā fān semua yang ada di bumi itu akan binasa. 

 وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ 

wa yabqā waj-hu rabbika żul-jalāli wal-ikrām Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 يَسْـَٔلُهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْنٍ 


 yas`aluhụ man fis-samāwāti wal-arḍ, kulla yaumin huwa fī sya`n semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?

 سَنَفْرُغُ لَكُمْ أَيُّهَ ٱلثَّقَلَانِ 

sanafrugu lakum ayyuhaṡ-ṡaqalān kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin.

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

 fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 يَٰمَعْشَرَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ إِنِ ٱسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا۟ مِنْ أَقْطَارِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ فَٱنفُذُوا۟ ۚ لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَٰنٍ 

 yā ma’syaral-jinni wal-insi inistaṭa’tum an tanfużụ min aqṭāris-samāwāti wal-arḍi fanfużụ, lā tanfużụna illā bisulṭān Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 يُرْسَلُ عَلَيْكُمَا شُوَاظٌ مِّن نَّارٍ وَنُحَاسٌ فَلَا تَنتَصِرَانِ 

 yursalu ‘alaikumā syuwāẓum min nāriw wa nuḥāsun fa lā tantaṣirān Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya). 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

fa bi`ayyi āla
i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 فَإِذَا ٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَٱلدِّهَانِ 

 fa iżansyaqqatis-samā`u fa kānat wardatang kad-dihān Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 فَيَوْمَئِذٍ لَّا يُسْـَٔلُ عَن ذَنۢبِهِۦٓ إِنسٌ وَلَا جَآنٌّ 

 fa yauma`iżil lā yus`alu ‘an żambihī insuw wa lā jānn Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

 fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 يُعْرَفُ ٱلْمُجْرِمُونَ بِسِيمَٰهُمْ فَيُؤْخَذُ بِٱلنَّوَٰصِى وَٱلْأَقْدَامِ 


yu’raful-mujrimụna bisīmāhum fa yu`khażu bin-nawāṣī wal-aqdām Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandannya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 هَٰذِهِۦ جَهَنَّمُ ٱلَّتِى يُكَذِّبُ بِهَا ٱلْمُجْرِمُونَ 

hāżihī jahannamullatī yukażżibu bihal-mujrimụn Inilah neraka Jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa.

 يَطُوفُونَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيمٍ ءَانٍ 

 yaṭụfụna bainahā wa baina ḥamīmin ān Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air mendidih yang memuncak panasnya.

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ جَنَّتَانِ 

 wa liman khāfa maqāma rabbihī jannatān Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,

 ذَوَاتَآ أَفْنَانٍ 

dżawātā afnān 
 Kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan.

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 فِيهِمَا عَيْنَانِ تَجْرِيَانِ 

 fīhimā ‘aināni tajriyān Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

 fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 

 فِيهِمَا مِن كُلِّ فَٰكِهَةٍ زَوْجَانِ 

fīhimā ming kulli fākihatin zaujān Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan.

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 مُتَّكِـِٔينَ عَلَىٰ فُرُشٍۭ بَطَآئِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ ۚ وَجَنَى ٱلْجَنَّتَيْنِ دَانٍ


muttaki`īna ‘alā furusyim baṭā`inuhā min istabraq, wa janal-jannataini dān Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 


fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 

 فِيهِنَّ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَآنٌّ 


 fīhinna qāṣirātuṭ-ṭarfi lam yaṭmiṡ-hunna insung qablahum wa lā jānn Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 

 كَأَنَّهُنَّ ٱلْيَاقُوتُ وَٱلْمَرْجَانُ 

ka`annahunnal-yāqụtu wal-marjān Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 هَلْ جَزَآءُ ٱلْإِحْسَٰنِ إِلَّا ٱلْإِحْسَٰنُ 

 hal jazā`ul-iḥsāni illal-iḥsān Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 وَمِن دُونِهِمَا جَنَّتَانِ 

 wa min dụnihimā jannatān Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 

 مُدْهَآمَّتَانِ 

mud-hāmmatān Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

 fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 فِيهِمَا عَيْنَانِ نَضَّاخَتَانِ 

fīhimā ‘aināni naḍḍākhatān
Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang memancar. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 فِيهِمَا فَٰكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ 

fīhimā fākihatuw wa nakhluw wa rummān Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

 fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 فِيهِنَّ خَيْرَٰتٌ حِسَانٌ 

fīhinna khairātun ḥisān Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān 
 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 حُورٌ مَّقْصُورَٰتٌ فِى ٱلْخِيَامِ 

 ḥụrum maqṣụrātun fil-khiyām (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

 fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَ

ا جَآنٌّ

lam yaṭmiṡ-hunna insung qablahum wa lā jānn 
 Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 مُتَّكِـِٔينَ عَلَىٰ رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَعَبْقَرِىٍّ حِسَانٍ 

 muttaki`īna ‘alā rafrafin khuḍriw wa ‘abqariyyin ḥisān Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah. 

 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 

fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 تَبَٰرَكَ ٱسْمُ رَبِّكَ ذِى ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ 

tabārakasmu rabbika żil-jalāli wal-ikrām Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia.


Demikian sedikit pembahasan mengenai pokok kandungan, keutamaan dari Surat ' Ar Rahman
Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A'lam


Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post